NOBAR G30S/PKI - MUHADLOROH RG UG PPI 259 FIRDAUS PANGALENGAN X PC PEMUDA PERSIS PANGALENGAN


Sejak sepekan sebelum dilaksanakannya acara nonton bareng G30S/PKI, RG-UG PPI 259 Firdaus yang bekerjasama dengan Bidang Pendidikan PC Pemuda Persis Pangalengan telah mempersiapkan seluruhnya dari mulai pembentukan panitia, pembagian tugas, musyawarah, dan lain sebagainya. Seluruhnya dipersiapkan untuk suksesi acara nonton bareng G30S/PKI yang akan dilaksanakan pada hari Kamis, 4 Oktober 2018 bertempat di Kampus Mu’allimien PPI 259 Firdaus Pangalengan.



Dalam rangka mempersiapkan dengan matang, maka diadakanlah musyawarah terpisah antara RG-UG PPI 259 Firdaus dan PC Pemuda Persis Pangalengan yang diselenggarakan satu kali, juga musyawarah bersama yang diselenggarakan tiga kali bertempat di PPI 259 Firdaus Pangalengan. Namun pada musyawarah tersebut tidak semua pihak yang bertanggung jawab dapat hadir.


Demi terselenggaranya acara ini dengan lancar, aman, nyaman, dan juga disiplin. Tim keamanan diambil dari santri RG 10 orang, santri UG 10 orang, dan juga Pemuda Persis Pangalengan 10 orang. Tim keamanan ini dikomandoi oleh Nana Sukmana, salahsatu utusan Pemuda Persis sekaligus anggota Brigade Persis yang baru saja selesai Diklatsar.


Latihan pengamanan diselenggarakan kurang lebih tiga sampai empat kali. Untuk lebih memaksimalkan, tim keamanan dilatih dengan ketat diantanranya dilatih kedisplinan, kebersamaan, dan kekompakan. Terlepas dari pro dan kontra yang terjadi setelah acara nobar usai, latihan ini bertujuan supaya tim keamanan lebih solid saat melaksanakn tugasnya pada saat acara berlangsung.


Begitu acara ini dimulai, santri yang merupakan sasaran acara nonton bareng ini berjumlah 95 santri RG dan 116 santri UG. Mereka disiapkan, dibariskan dengan tertib. Alhamdulillah kebanyakan santri patuh terhadap aturan yang berlaku dalam mengikuti acara nonton bareng ini.




Waktu adzan Maghrib pun tiba, semua santri diarahkan untuk segera mengambil air wudlu dan masuk ke masjid untuk melaksanakan sholat berjamaah, kecuali UG yang sedang berhalangan. Setelah selesai sholat, peserta nonton bareng diarahkan kembali untuk memasuki ruangan nonton bareng yang telah disediakan untuk acara ini.


Setelah semua peserta memasuki ruangan. Sebelum acara pokok dimulai yaitu nonton bareng film G30S/PKI, ada beberapa sambutan, pertama sambutan dari Al-Ustadz Cucu Supriadin, S Pd I, M Ag yang mewakili Wakil Mudirul ‘Am (Al-Ustadz Japar Sidik) karena tidak bisa hadir. Beliau menyampaikan beberapa hal, diantaranya “Sejarah itu berulang-ulang, kejadian dimasa lampau bisa saja terulang dimasa sekarang.” dan “Semoga bisa mengambil hikmah dari acara ini dan menjadi manfaat  juga waktu tidak terbuang sia-sia”. Sambutan kedua dari Sandi Adrian sebagai ketua acara nonton bareng ini melaporkan berbagai hal tentang persiapan hingga pelaksanaan acara.




Adzan Isya pun tiba, semua peserta nonton bareng diarahkan kembali ke masjid untuk sholat berjamaah. Selesai sholat, sebelum memasuki ruangan para peserta diperbolehkan untuk jajan terlebih dahulu. Jajanan ini tersedia di bazar santri yang telah disiapkan, seluruhnya berjumlah 4 stand bazar dengan dipercantik oleh lampu tumbrl yang berwarna kuning untuk menarik perhatian pelanggan.


Sebelum acara nonton bareng dimulai, ada simulasi terlebih dahulu dengan tujuan menghibur peserta dan membagikan hadiah yang disiapkan oleh panitia untuk peserta yang berani maju ke depan podium. Simulasi ini juga bertujuan agar acara ini tidak monoton.


Penayangan film  G30S/PKI ini dinaratori oleh Al-Ustadz Hanafi Anshory, S.Pd.I untuk menjelaskan tentang film ini. Berikut cerita singkat film G30S/PKI.


Tepat pada malam 30 September 1965, diculiknya 7 Jendral oleh utusan PKI, diantaranya A.H Nasution berhasil melarikan diri melompati tembok. Sementara Atase Militer Pierre tandean datang berlari keluar, memegang senjata, Tendean dengan cepat ditangkap dan ketika ditanya “Mana Nasution?”, mengaku dirinya adalah Jendral tersebut. Ahmad yani yang juga melawan, tewas di kediamannya, Mayor Jendral M.T Haryono mendapat nasib yang sama. Kepala Jaksa Militer Sutoyo Siswomiharjo, Mayjen Siswondo Parman, dan Letnan Jendral Soeprapto ditangkap. D.I Panjaitan ikut dengan rela, tetapi ketika berdo’a terlalu lama sebelum masuk truk ia dibunuh.

Selain itu, beberapa tahanan yang lain dibawa ke Markas PKI di Lubang Buaya, dimana para korban yang tersiksa dan dibunuh, kemudian tubuh mereka dilemparkan kedalam sumur tua dekat markas PKI tersebut. Sebelumnya, para Jendral tersebut dipaksa untuk menandatangani surat pernyataan yang mengatakan bahwa mereka telah membentuk sebuah perkumpulan bernama Dewan Jendral. Dimana Dewan Jendral tersebut dituduh akan mengadakan makar terhadap Presiden Soekarno dan akan merebut Pemerintahan.

Singkat cerita, Angkatan Darat dengan dipimpin oleh Letkol Soeharto menemukan markas PKI dan menemukan tempat penguburan para Jendral yaitu di beberapa sumur berbeda, mereka dikeluarkan sembari Soeharto menyampaikan pidato menggambarkan kudeta ini dan peran PKI di dalamnya. Jenazah para Jendral kemudian dimakamkan di tempat lain setelah sebelumnya diarak dengan pendampingan pasukan militer dan upacara kematian khas tentara. Soeharto pun mengajak masyarakat Indonesia untuk melanjutkan perjuangan Jendral dan para pahlawan lainya yang telah mati-matian mempertahankan kemurnian NKRI diantaranya dengan cara membasmi gerakan PKI dan para simpatisannya.

Nah, kurang lebih ceritanya seperti itu. Pada pertengahan nonton bareng ini juga diadakan simulasi karena durasi film yang cukup lama, kurang lebih 4 jam. Bertujuan agar santri tidak banyak yang mengantuk, serta simulasi terakhir dilakukan selesai nonton bareng berupa tanya jawab seputar film G30S/PKI.



Ketika memasuki pukul 01.00 malam semua orang yang ikut serta dalam acara ini diwajibkan untuk beristirahat. Kemudian, selepas istirahat para peserta bergegas untuk melaksanakan sholat shubuh berjamaah. Dimana selepas shalat Shubuh, peserta disuguhkan dengan penayangan Film Bilal versi animasi 2018..

Setelah acara nobar selesai dari mulai film G30S/PKI hinga film Bilal, semua santri diberi jadwal piket lingkungan sekolah atau biasa kami sebut Jumsih (Jum’at Bersih). Para peserta pun pulang kurang lebih pukul 09.00 pagi.


Atas nama Panitia Nobar G30S/PKI, kami sampaikan ucapan terimakasih teriring do’a kepada seluruh Panitia, Peserta, Orangtua/ Wali santri, serta Pihak Pesantren dan Pemuda Persis yang telah sama-sama mensukseskan acara ini teriring do’a, Jazaakumullaahu khairan katsiiraa.

Kami pun memohon maaf sedalam-dalamnya atas segala kekurangan dan kealfaan dalam memimpin acara ini. Semoga kekurangan dan kesalahan tersebut menjadi pelajaran bagi kami dan dapat diperbaiki pada masa yang akan datang.



by Tim Liputan Nobar G30S/PKI (Ridwan Firdaus, Salman Al-Farisi Firdaus, M. Rizki Purnomo, Santi Kurniazi, Nida Al-Haqqi, Realvi Nuraeni)

editor by Pembina RG-UG.

@ Kominfo RG-UG PPI 259 Firdaus angkatan VI







KAJIAN RISALAH SHOHABIYYAH “ASMA BINTI YAZID AL-ANSHORIYYAH”




            Tepatnya hari sabtu, tanggal 29 september 2018  M /19 muharram 1440 H, dari pukul 14.00 sampai ashar dalam acara kajian Risalah Shohabiyyah yang dilaksanakan setiap sabtu ke-satu dan sabtu ke-lima dengan pemateri Al-Ustadz Hanafi Anshory, S.P.d.I. Judul yang disajikan pada sabtu kali ini adalah “Asma binti Yazid Al-Anshoriyyah Radliyallahu ‘Anha”  Juru Bicara Kaum Wanita (khotibatunnisa).
            Dalam muqadimahnya al-ustadz mengatakan ada beberapa sifat yang baik untuk perempuan dan jelek untuk laki-laki, diantaranya :
1.    Penakut
2.    Pelit
3.    Pemalu
Diawal pembahasannya tentang Asma binti Yazid Al-Anshoriyah, al-ustadz membahas peristiwa bai’at Asma binti Yazid ra. yang terdapat dalam surat Al-Mumtahanah ayat 12.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِيُّ إِذَا جَآءَكَ ٱلۡمُؤۡمِنَٰتُ يُبَايِعۡنَكَ عَلَىٰٓ أَن لَّا يُشۡرِكۡنَ بِٱللَّهِ شَيۡ‍ٔٗا وَلَا يَسۡرِقۡنَ وَلَا يَزۡنِينَ وَلَا يَقۡتُلۡنَ أَوۡلَٰدَهُنَّ وَلَا يَأۡتِينَ بِبُهۡتَٰنٖ يَفۡتَرِينَهُۥ بَيۡنَ أَيۡدِيهِنَّ وَأَرۡجُلِهِنَّ وَلَا يَعۡصِينَكَ فِي مَعۡرُوفٖ فَبَايِعۡهُنَّ وَٱسۡتَغۡفِرۡ لَهُنَّ ٱللَّهَۚ إِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٞ رَّحِيمٞ
“Hai Nabi, apabila datang kepadamu perempuan-perempuan yang beriman untuk mengadakan janji setia, bahwa mereka tiada akan menyekutukan Allah, tidak akan mencuri, tidak akan berzina, tidak akan membunuh anak-anaknya, tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki mereka dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik, maka terimalah janji setia mereka dan mohonkanlah ampunan kepada Allah untuk mereka. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S.al-Mumtahanah : 12).
            Mengenai ayat ini, ada penjelasan dari ‘Aisyah ra. bahwa bai’at ini dilaksanakan oleh laki-laki dan perempuan kurang lebih 500 orang, yang salah satunya adalah Asma binti Yazid al-Anshoriyyah ra. Rasulullah SAW membai’at laki-laki dan perempuan dengan cara yang berbeda. Jika Rasulullah membai’at kaum laki-laki dengan cara berjabat tangan, sedangkan dengan kaum perempuan Rasulullah SAW membai’at hanya dengan ucapan saja.
            Berikut ini janji-janji Asma binti Yazid ra. :
1.    Tidak akan musyrik
2.    Tidak akan mencuri
3.    Tidak akan berzina
4.    Tidak akan membunuh
5.    Tidak akan berbuat dusta yang mereka ada-adakan antara tangan dan kaki dan tidak akan mendurhakaimu dalam urusan yang baik
            Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Al-Bidayah wa Nihaayah, 12 : 128, dan Al-Syamilah, Asma binti Yazid ra. pernah berbai’at kepada Rasulullah SAW pada perang Yarmuk, ia telah membunuh sembilan orang pasukan Romawi menggunakan tonggak kemahnnya dimalam pesta pernikahannya. Asma menetap tinggal di Damasya (Damaskus). Adapun pemakamannya terletak di Baabush Shaqir.
            Dan diantara para wanita yang dibai’at oleh Rasulullah SAW terdapat bibi dari Asma binti Yazid. Dia (bibinya)  mengenakan gelang dan cincin dari emas, maka rasulullah SAW bersabda kepadanya : “Apakah kamu suka jika Allah mengenakanmu gelang dan cincin dari api neraka pada hari kiamat kelak”. Maka dia berkata “Aku berlindung diri dari Allah wahai nabi Allah”. Kemudian Asma menyuruh bibinya untuk membuang sesuatu yang ada padanya, lalu gelang dan cincin tersebut dibuangnya.
            Maksud dari cerita diatas yang dikutip dari Hadits Riwayat Ahmad no. 26291 ini adalah bahwa bukan berarti apa yang kita kenakan berupa perhiasan harus dibuang. Akan tetapi, maksudnya adalah harus menunaikan zakat. Bukan hanya itu, bahwa perhiasan yang kita pinjam juga harus menunaikan zakat, baik emas ataupun perak. Jika tidak, maka Allah akan memakaikan gelang dari api neraka kelak.
            Kemudian, jika kita menginfaqan harta kita semata-mata karena ridla-Nya, maka apapun yang kita infaqan akan menjadi pemberat timbangan kebaikan pada hari kiamat. Seperti dalam potongan Hadits Riwayat Ahmad no. 26311 yang artinya “Barang siapa yang menambatkan tali kekang kuda dijalan Allah, dan menginfaqannya semata-mata mencari ridla-Nya, maka kenyangnya, rasa laparnya, anginnya, rasa dahaganya, kencingnya, dan kotorannya berada dalam timbangan-Nya pada hari kiamat”.
            Dalam penutup kajian ini al-ustadz mengatakan bahwa pencari ilmu itu ada dua :
1.    Dicari untuk diamalkan
2.    Dicari untuk dikoleksi
Maka kita jangan hanya mengoleksi ilmu. Tapi,juga harus diamalkan.
Dalam kajian ini ada beberapa pertanyaan, diantaranya :
1.    Pertanyaan dari Nabila Zahra al-Qonita (IX Tsanawiyyah PPI 259 Firdaus) :
Apakah membicarakan orang tentang kebaikannya itu sama dengan ghibah ?

Jawab al-ustadz :
Tidak, karena apabila orang itu senang dengan apa yang dibicarakannya oleh orang lain, maka itu tidak termasuk ghibah.
Ghibah yang menjadi boleh diantaranya :
-       Dihakim atau pengadilan
-       Mengingatkan dengan memberi contoh akan tetapi tidak menyebutkan nama

2.    Pertanyaan dari Nazwa Syihab Prabawati (XI Mu’allimien PPI 259 Firdaus) :
Bagaimana cara agar kita semangat mencari ilmu ?

Jawab al-ustadz :
1.    Motivasi hidup
2.    Mempunyai cita-cita yang tinggi
3.    Mempunyai lingkungan yang penuh motivasi dan kuat cita-citanya



@ Kominfo UG PPI 259 Firdaus Angkatan VI

SEJARAH SINGKAT BERDIRINYA RIJAALUL GHAD (RG) DAN UMMAHAATUL GHAD (UG) DI PPI 259 FIRDAUS PANGALENGAN



Rijaalul Ghad dan Ummahaatul Ghad adalah sebuah organisasi santri Persatuan Islam yang berdiri tahun 1943. Nama Rijaalul Ghad untuk santri putra yang di pelopori oleh Hasan Munir, Syarif Boce, Yusuf Zamzam, Kholil dan Idris danUmmahaatul Ghad untuk santri Putri yang dipelopori oleh Maliecha, Nursiyah Boce, Khodijah dan Permasih. Kata Rijaalul Ghad dan Ummahaatul Ghad ini adalah sebuah perkataan seorang syekh yang bernama Syekh Mushthafa al-Gulayani yang berbunyi :
شبا ن ا ليو م ر جا ل الغد و بنا ت اليو م ا ا مها ت الغد
“Pemuda-pemuda masa sekarang adalah (calon) bapak-bapak pada masa yang akan dating dan pemudi-pemudi di masa sekarang adalah (calon) ibu-ibu masa yang akan datang”
Dengan sebuah sya’ir yang diungkapkan:
ان في يد الشبا ن امر الأمة و في ا قدا مهم حيا ته
Sesungguhnya pada tangan pemuda-pemudalah urusan ummat dan pada gerak-derap kaki mereka kemajuannya”
Dua ungkapan diatas memeberikan sinyal bahwa Rijaalul Ghad (RG) dan Ummahaatul Ghad (UG) adalah genarasi muda yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin dimasa mendatang dengan segala dididkan dan latihan kepemimpinana yang telah dialami sejak muda, Sehingga RG-UG Sangup mengemban amanat dalam melanjutkan para pendahulunya .
Sebelum berdirinya organisasi santri yang bernama Rijaalul Ghad dan Ummahaatul Ghad di Pondok Pesantren Firdaus Pangalengan, awalnya nama organisasi santri di Ponpes Firdaus ini adalah Ikatan Santri Firdaus (ISFI) karena masih milik yayassan. Organisasi santri yang bernama Ikatan Santri Firdaus (ISFI) ini didirikan oleh Ustadz Jafar Sidiq dan Ustadz Muhammad Uun Sukmawan yang berdiri sekitar bulan desember tahun 1990. Program kegiatan pertama yang diselenggarakan oleh ISFI adalah Muhadloroh yang bertujuan agar semua santri dapat merasakan bagaimana rasanya tinggal diasrama walupun hanya satu hari.

Kemudian sejak dari disahkannya Pondok Pesantren Firdaus menjadi Pondok Pesantren Persatuan Islam No 259 Firdaus Pangalengan yang diresmikan pada tanggal 17 Februari 2013 M / 1434 H. Organisasi Ikatan Santri Firdaus (ISFI) di alihkan menjadi Rijaalul Ghad (RG) dan Ummahaatul Ghad (UG). Pada masa jihad RG-UG yang pertama, kepemimpinan Rijaalul Ghad (RG) dipimpin oleh santri yang bernama Sandi Adrian dan kepemimpinan Ummahatul Ghad (UG) dipimpin oleh Nuhayati.


 Perbedaan antara Ikatan Santri Firdaus (ISFI) dan Rijaalul Ghad (RG)-Ummahaatul Ghad (UG) tidak jauh berbeda dan memiliki tujuan organisasi yang sama. Perbedaannya ISFI itu semua tergabung menjadi satu dalam satu organisasi, sedangkan RG-UG itu sendiri terpisah, ikhwan dengan ikhwan, dan akhwat dengan akhwat.

@ Kominfo RG-UG PPI 259 Firdaus Angkatan VI

Sumber :
- https://www.facebook.com/1531061380494736/posts/sejarah-rijaalul-ghad-wa-ummahaatul-ghadperjalanan-dan-perjuangan-persatuan-isla/1615385702062303/
- Dokumen Pembina RG-UG PPI 259 Firdaus